BALIGE | Bisanews.id|Bupati Toba, Poltak Sitorus, Jumat (1/3/2024), di Balige, mengatakan, pihaknya akan menyajikan kearifan lokal berupa kuliner, kerajinan tangan, dan seni budaya, pada gelaran F1 Powerboat Danau Toba 2024 yang akan dilaksanakan pada 2-3 Maret 2024.
Khusus untuk UMKM yang menjual produk olahan daerah Toba, Poltak optimis pendapatan daerah akan meningkat sebesar 20 persen.
Dia juga optimis penjualan produk UMKM di 2024 akan lebih laris, karena pembatasan yang diterapkan panitia akan lebih longgar.
Sementara itu, pelaku UMKM ulos, Embun boru Hutagaol, mengatakan, event F1 Powerboat akan membawa banyak peluang baru bagi warga setempat.
Contohnya, ujar Embun, adalah dirinya sendiri, yang mulai meningkatkan jenis usahanya, dari sebelumnya hanya menjual kopi dan snack menjadi berdagang ulos.
“Tahun lalu saya hanya menjual kopi di pinggir jalan ini, tapi sekarang mulai menjual kain ulos. Barusan ada yang membeli kain warna putih, katanya dari Bali,” tutur Embun.
Dia mengaku optimis bisa menjual lebih banyak produk ulos yang didapatkannya dari para pengrajin kecil di Kabupaten Tarutung.
Sebab, jelasnya, selama beberapa hari menempati booth yang disiapkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, sudah banyak pengunjung yang membeli maupun hanya sekedar bertanya dan melihat-lihat.
“Harganya tidak mahal, ulos buatan mesin harganya Rp150 ribu. Sedangkan untuk yang tenun tangan harganya lebih mahal, Rp180 ribu. Ini bisa dipakai laki-laki dan perempuan juga,” pungkasnya.
Manajemen Panitia Nasional F1 Powerboat Danau Toba 2024, Gresita Siahaan mengatakan, pihaknya telah meminta pemerintah setempat untuk mengkurasi
jumlah UMKM yang berada di sisi luar venue utama, agar penataannya bisa rapi dan menarik.
“Jadi di dalam venue utama ada 20 UMKM, kemudian untuk di luar, kami sudah
berkoordinasi dengan Pemkab untuk mengkoordinasikan kepada para pelaku usaha,” ujar Gresita.
Dia juga meminta agar pemda mengarahkan para pelaku usaha yang memiliki kafe atau tempat makan di sekitar lokasi balapan untuk berkreasi menawarkan paket wisatanya, baik
berupa penjualan makanan dan minuman sekaligus tempat untuk menonton perlombaan jet air tersebut.
“Silakan pemilik kafe membuat package bundling (pengelompokan paket). Jadi, sambil makan dan minum bisa juga menonton bagi konsumen atau wisatawan,” katanya. (ayu)





