MEDAN | Bisanews.id |Lega sudah perasaan Halimah, warga Jalan Halat, Gang Kuba. Sebab, buah hatinya, Jastin Januar Putra Mario (6), dinyatakan dokter spesialis anak RS Madani sembuh dari demam berdarah dengue (DBD), dan bisa dibawa pulang ke rumah.
Kata Halimah, hanya mengadu melalui DM ke Instagram Bobby Nasution, anaknya yang sebelumnya ditolak akhirnya bisa dirawat inap di rumah sakit sampai sembuh.
“Sebelumnya RS Madani menolak, karena nama Jastin tidak ada dalam Kartu Keluarga. Setelah anak kawan saya DM ke Instagram Pak Bobby Nasution, akhirnya Jastin yang saat itu dalam keadaan kritis bisa dirawat di RS Madani,” kata Halimah saat dihubungi Jumat (14/7/2023) sore.
Halimah menilai, Bobby Nasution baik, bisa membantu warga kurang mampu seperti dirinya yang ditimpa kesusahan.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pak Bobby Nasution yang dengan cepat, tanpa bertele-tele, membantu saya. Kalau nggak ada bantuan Pak Bobby, entah kekmana anak saya jadinya,” ujarnya seraya mengatakan ingin berjumpa dengan Bobby Nasution hanya untuk mengucapkan terima kasih.
Perempuan berusia 43 tahun itu menuturkan, sebelum bisa dirawat di RS Madani dia membawa Jastin ke puskesmas.
“Mulanya saya kira demam biasa, saya bawa ke puskesmas di Jalan Amaliun. Setelah diperiksa, anak saya diberi obat dan kami pulang. Saya beri anak saya obat dari puskesmas sampai habis, namun panas badannya tidak turun juga, malah makin naik. Ini terjadi selama dua hari setelah berobat ke puskesmas,” katanya.
Tanpa pikir panjang, Halimah membawa anaknya ke RS Madani.
“Ternyata administrasinya kurang lengkap. Nama anak saya belum masuk KK. Menurut prosedur rumah sakit tidak bisa. Ditolak. Kalau pun mau diterima harus sebagai pasien umum, sementara uang pegangan saya sedikit,” ucapnya.
Ditolak di RS Madani, Halimah membawa Jastin pulang dan mencari klinik terdekat.
“Saya tengok panas anak saya sudah sangat tinggi. Saya bawa ke klinik di kawasan Jalan Utama,” sebutnya.
Di klinik ini, lanjutnya, Jastin didiagnosa demam berdarah dengue dan tifus. Dua hari anaknya dirawat di klinik itu.
Uang pun menipis dan habis. Dia memutuskan membawa Jastin pulang. Dia berpikir, akan kembali membawa anaknya ke rumah sakit setelah Kartu Keluarga yang telah memuat nama Jastin selesai.
“Semula pihak klinik tidak memberi izin, namun saya memaksa pulang karena sudah kehabisan uang. Kalau Jastin terus dirawat di klinik sampai KK baru selesai berapa banyak biaya yang harus dibayar? Jadi saya pikir setelah KK selesai baru saya bawa ke RS Madani balik,” ungkapnya.
Malam setelah pulang dari klinik, suhu tubuh Jastin meninggi. Lebih parah dari sebelumnya.
“Jastin saat itu menggigil, badannya membiru. semua dingin. Saya panik. Malam itu saya minta tolong kawan saya. Kawan saya ini punya anak kuliah di Bekasi. Anaknya itulah yang DM ke IG Pak Bobby Nasution. Ternyata direspons sama Pak Bobby Nasution. Pagi tanggal 11 Juli, para kepala lingkungan di Kelurahan Komat IV datang ke rumah saya. Mereka mengantar saya dan anak saya ke RS Madani. Jastin pun dirawat di sana sampai sembuh,” ungkapnya haru.
Halimah mengaku perawatan di rumah sakit itu cukup baik.
“Tadi siang Jastin sudah boleh pulang. Kata dokter DBD-nya sudah sembuh. Tipus-nya masih ada, dan bisa berobat jalan. Kalau Jastin terus menginap di rumah sakit, kan banyak juga pasien DBD yang baru dirawat di rumah sakit itu, takutnya terinfeksi lagi. Makanya disarankan untuk tipus-nya berobat jalan,” pungkasnya.