Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
Ketua Kadin Batu Bara H. OK Faizal, SE (kanan) saat berkisah dalam pertemuan dialog dan silaturahmi di Desa Perkebunan Sei Balai tentang perjuangannya dari kecil hingga mencapai sukses di bidang bisnis. (Foto: amar)

Batu Bara | Bisanews.id | Bertemu banyak pemuka masyarakat agaknya membuat Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Batu Bara H. OK Faizal, SE terharu. Karena pertemuan berlangsung di sebuah desa dengan suasana kehidupan warganya yang terkesan mandiri, mengingatkanmya pada masa-masa kecil yang juga lahir dan tumbuh di sebuah desa nyaris bersuasana serupa: warganya mandiri. Bedanya, desa yang ini memakai label nama Perkebunan sementara desa kelahirannya merupakan desa dengan mayoritas kehidupan warganya didukung pertanian dan kenelayanan.

Hari itu, Faizal menghadiri acara dialog dan silaturahmi dengan para pemuka masyarakat di Desa Perkebunan Sei Balai Kecamatan Sei Balai, yang berlokasi di depan PAUD Kasih Ibu desa tersebut. Sejak memasuki wilayah desa yang berkisar 6 Km belok ke arah barat dari Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di perbatasan Batu Bara-Asahan tersebut, dalam kendaraannya Faizal sudah sesekali bergumam sendiri menyebut desa ini cukup asri dan ia sudah pernah berkunjung beberapa kali di waktu sebelumnya.

“Desa ini biasa disebut Lolotan, enak suasananya, asri dan warganya terkesan mandiri. Ini daerah penghasil batu bata, banyak bakaran batu (bata) yang dikelola warga secara pribadi,” gumam Faizal seolah bicara dengan dirinya sendiri tetapi juga sekaligus didengarkan rekan sekendaraannya.

Desa Perkebunan Sei Balai yang dipopuler disebut Lolotan memang dikenal penghasil batu bata. Beberapa anak muda di lokasi acara menyebutkan, pembuatannya ada yang dilakukan dengan mesin ada juga yang dengan tangan atau secara manual. Dalam perjalanan memasuki desa, sepanjang jalan yang dilintasi, memang terlihat sejumlah tempat bakaran batu bata tersebut. Ada yang masih memperlihatkan susunan batu bata yang belum diangkut, ada pula yang memperlihatkan bekas tumpukan batu bata yang sudah atau baru diangkut.

“Lolotan ini penghasil batu bata, kalau desa saya dahulu banyak petani dan nelayan, ayah saya dahulu juga seorang nelayan dan ibu saya bertani,” ujar Faizal sembari memperhatikan sebuah lokasi pembuatan batu bata yang tak jauh dari PAUD Kasih Ibu.

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
Ketua Kadin Batu Bara H. OK Faizal, SE (depan – berdiri) saat berkisah dalam pertemuan dialog dan silaturahmi di Desa Perkebunan Sei Balai tentang perjuangannya dari kecil hingga mencapai sukses di bidang bisnis. (Foto: amar)

MERANGKAK DARI BAWAH

Hari itu OK Faizal SE menghadiri dialog dan silaturahmi di dua desa di Kecamatan Sei Balai tersebut. Setelah sore di Desa Perk Sei Balai, malamnya dilanjut ke Desa Perkebunan Sei Bejangkar. Di kedua desa ini, secara saling melengkapi, ia mengungkap kisah sukses usahanya yang dijalani secara “merangkak dari bawah” dan diwarnai oleh berbagai peluang yang ia anggap sebagai “serba kebetulan”.

Dalam acara dialog, Faizal antara lain mengungkap kisah kehidupannya yang sudah mandiri sejak usia kanak-kanak, seperti kesan mandirinya (mungkin sebagian) warga setempat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Tetapi dengan kemandirian yang sebenarnya terpaksa ia jalani sejak kecil itulah, akhirnya ia mencapai sukses dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga sampai pada keberadaannya saat ini.

“Saya ini, orang banyak melihat setelah saya sukses sekarang ini. Mereka tidak tahu bagaimana saat saya dalam keadaan hidup susah, sejak anak-anak sudah mandiri, berjualan sayur dan kueh di kampung. Saya merangkak dari bawah, dan selalu bertemu kondisi serba kebetulan yang membawa rezeki buat saya, hingga akhirnya alhalmdulillah bisa sampai seperti sekarang ini,” ujar putera ketujuh H. OK Abdul Djalil (kini almarhum) kelahiran tanggal 13 Agustus 1975 di Desa Air Hitam, Kecamatan Limapuluh (sekarang Kecamatan Datuk Limapuluh) Kabupaten Asahan (sekarang Kabupaten Batu Bara) itu.

Secara sekelumit Faizal yang saat ini masih kuliah di program magister (S2) itu pun berkisah. Semasa Kelas 2 SD di Desa Simpang Dolok, tetangga desa Desa Air Hitam, ia sudah berbisnis dengan berjualan sayuran dan kueh Buah Melaka. Ini terutama setelah penghasilan ayahandanya sebagai nelayan kurang memadai, kemudian hama wereng menghantam daerah pertanian sehingga areal persawahan padi yang dikelola ibundanya dan ayahnya (di kala tidak melaut) mengalami fuso.

“Saat itu di tahun 1980-an, kehidupan kelaurga orang tua saya sangat sulit. Kami mengalami gagal panen karena padi di sawah diserang hama wereng. Ayah saya hanya membawa segenggam padi (dalam bahasa Melayu Batu Bara biasa disebut ‘segomal’ alias ‘satu gomal’),” ungkapnya dengan pandangan agak ke atas seakan mengenang masa kecilnya tersebut.

Baca Juga:  Pengajian MTMD Dirangkai dengan Pasar Murah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Menurutnya, kondisi keluarganya saat itu benar-benar sulit. Ayahnya tidak lagi melaut, sementara pertanian tak lagi menghasilkan. Untuk makan, asalkan ada beras sudah cukup. Terkadang makan nasi hanya pakai garam, atau kalau sedang ada pakai gula dan air putih. Bahkan tak jarang ia makan pakai minyak jelantah (minyak makan yang sudah dipakai menggoreng ikan atau lainnya).

“Tapi enak itu. Saya waktu kecil itu, sering dan suka makan pakai minyak jelantah, apalagi bekas menggoreng ikan asin tamban. Nasinya panas-panas, dituangi minyak jelantah lalu dikumal-kumal (diremaskan dengan nasi hingga merata), baru dimakan. Saat mensuapnya ke mulut semangat kali, wiich.., sedapnya tak beragak,” begitu tutur Faizal yang disambut grrr… hadirin dan celetukan beberapa orang yang membenarkan adanya kondisi itu disertai pengkauan juga pernah mengalami hal serupa.

“Cobalah buat itu sekarang, pasti enak. Apalagi kalau jelantahnya bekas menggoreng ikan tamban, uuuh… gurih dan baunya pun wangi,” tukasnya pula.

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
Ketua Kadin Batu Bara H. OK Faizal, SE (kanan) saat berkisah dalam pertemuan dialog dan silaturahmi di Desa Perkebunan Sei Bejangkar tentang perjuangannya dari kecil hingga mencapai sukses di bidang bisnis. (Foto: amar)

Faizal yang kini sudah menjadi pengusaha sukses itu melanjutkan, masa sangat sulit itu membuat keluarganya tak dapat bertahan tinggal di Desa Air Hitam dan pindah ke daerah Desa Kuala Gunung (sekitar 6 Km dari Air Hitam). Di desa ini keluarganya memiliki sebidang tanah lebih luas yang diisi dengan pohon-pohon durian – di sana biasa disebut kebun durian. Di sana lah keluarganya awalnya mendirikan rumah sederhana sebagai tempat tinggal dan bercocok tanam, sembari menunggu musim durian tiba untuk berjualan hasil kebunnya.

Di masa itulah, sejak duduk di kelas 2 SD, Faizal bersama abangnya Zahir (kini menjabat Bupati Batu Bara dengan nama lengkap Ir. H. Zahir, M.AP) yang kala itu sudah duduk di bangku SMP mulai berjualan sayuran dan kueh. Bahan jualan dibawa dengan sepeda saat berangkat ke sekolah berboncangan bersama Zahir. Sayuran yang dikemas dengan ikatan dititipkan ke kedai-kedai yang dilalui, dan sepulang sekolah kembali disinggahi untuk mengambil hasilnya.

“Tanah sekeliling rumah itu kan ditanami pohon ubi. Jadi, setiap kore kerja kami (Faizal bersama Zahir) memetik daun ubi, lalu diikat-ikat dan disusun di atas atap dapur (bagian yang lebih rendah) untuk diembunkan agar tidak layu. Besok paginya sambil pergi ke sekolah berboncangan sepeda, kami bawa. Sepanjang jalan kami teriaklah itu, “daun ubii… daun ubiii…! Terus pada tiap kedai yang dilalui, kami titipkan sebagian-sebagian. Nanti sesampai ke Simpang Sumur Bor (persimpangan jalan besar di Desa Simpang Dolok), saya turun dan jalan kaki ke sekolah. Sedangkan bang Zahir naik sepeda ke SMP Talawi,” papar mantan Anggota DPRD Batu Bara periode pertama itu.

Sepulang sekolah, kegiatan serupa dilakukan lagi. Tetapi berboncengan sepeda apabila disinggahi Zahir, jika tidak maka ia berjalan kaki sendiri. Faizal menyinggahi kedai-kedai penitipan sayur tersebut untuk mengambil hasilnya. “Kadang laku semua, dapat uang banyak, Alhamdulillah. Terkadang terjual sebagian, uangnya dikit, ya senang juga awak. Malah kadang-kadang tak ada yang laku, barulah terasa sedih, tak dapat duit, tak ada jajan,” ungkapnya.

Di waktu-watu tertentu, ibundanya juga membuatkan keuh Buah Melaka (keuh khas masyarakat Melayu) untuk juga dijajakan oleh Faizal dan Zahir. “Lumayan, kadang habis kadang tidak. Tapi haislnya lepas lah buat jajan dan beli buku,” katanya.

Aktifitas seperti itu terhenti saat ia dibawa salah seorang kakaknya, Iyun, untuk sepulang sekolah membantu menjaga toko alat-alat pertanian dan pupuk di Desa Simpang Dolok. Akhirnya Faizal menamatkan SMA, kemudian kuliah di Akademi Pelayaran Niaga Indonesia (AKPELNI) di Semarang, Jawa Tengah. Di kampus ini, Faizal kebetulan kemudian menjadi Komandan Resimen Mahasiswa yang membawa berkah menghasilkan uang juga.

“Saat kuliah itu, kebetulan lagi saya bisa jadi Komandan Resimen, ya gara-gara kebetulan suara saya keras dan lantang. Biasalah anak Melayu, kan resimen itu latihannya seperti militer juga, saat latihan baris-berbaris menyebutkan siaap gerak suara saya paling keras dan lantang. Lalu dipilihlah jadi Danton (Komandan Pleton). Kemudian berlanjut menjadi Danmen (Komandan Resiman). Jadi tetap merangkak dari bawah juga, anggota lalu Danton baru Komandan Resimen,” urai Faizal yang kini juga memimpin Angkatan Muda Melayu Indonesia (AMMI) sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) – kepengurusan PB merupakan tingkat nasional.

Baca Juga:  Wali Kota Medan Lantik 102 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Dan Administrasi

Ia pun menuturkan berkah dari jabatan Danmen. Sebab namanya jadi lebih dikenal di kampus dan dosen-dosen lebih mempercayainya. Alhasil penggandaan bahan-bahan kuliah selalu diserahkan kepadanya, sehingga melalui penggandaan di tempat usaha foto copy ia mendapat bonus dari harga. “Ya, semcam fee lah, sebab tarif foto copynya tetap, tidak dinaikkan,” tukasnya.

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
H. OK Faizal, SE saat wisuda AKPELNI Semarang, Desember 1999. (Foto: dok)

Usai wisuda di AKPELNI Semarang pada tanggal 4 Desember 1999, Faizal langsung direkrut perusahan pelayaran nasional yakni PT Lintas Samudera dengan rute pelayaran kawasan Asia seperti Jepang, China, Taiwan, Hongkong, Thailand, Singapura dan Malaysia.

Selama bekerja sebagai Pelaut, Faizal mendapat banyak pengalaman berharga, bukan hanya mengenal wilayah, perekonomian, corak kehidupan, budaya dan ragam pergaulan di mancanegara tetapi juga pengalaman berbisnis.

Selepas dari perusahaan pelayaran nasional ini, Faizal juga sempat bekerja di perusahaan pelayaran Malaysia, hingga pada tahun 2002 banting setir mencoba kehidupan di darat.

Awalnya, satu saat di tahun itu ia sedang di Kuala Lumpur (Malaysia) dan tidak berlayar. Lalu menelepon abangnya, Zahir. Kala itu Zahir yang sebelumnya menjabat pimpinan sebuah perusahaan asing untuk wilayah Jawa, sudah pindah menjadi pimpinan untuk wilayah Sumatera berkedudukan di Medan. Karena di Malaysia sedang tidak berlayar, Zahir memintanya kembali aja ke Medan dan Faizal pun segera terbang.

Di Medan, setelah beberapa lama selalu menemani Zahir ke berbagai tempat dalam aktivitas perusahaannya, Faizal pun mencoba peruntungan dengan mendirikan perusahaan PT Monsanto Citra Nusantara. Perusahaan ini bergerak di bidang pengadaan bibit tanaman kehutanan dengan fokus pembibitan mangrove atau bakau. Selain itu juga ada mahoni, meranti, pinus, acasia, durian, mangga, rambutan bahkan kelapa sawit hingga karet.

Pada 2004, atas ajakan rekan sekampungnya pengurus Partai Patriot Pancasila, ia menjadi calon anggota DPRD Kabupaten Asahan (kala itu Batu Bara masih menjadi wilayah Asahan). Hasil perolehan suaranya tak mencukupi untuk menduduk kursi dewan, dan Faizal kembali lebih focus mengelola perusahaannya ditambah membuka toko Hand Phone (HP) di Jalan Setia Budi, Medan.

Kebetulan, kendati sama sekali tidak pernah diharapkan, di tahun 2004 tepatnya pada 26 Desember terjadi tsunami di Provinsi Aceh disusul pada 28 Maret 2005 tsunami di Nias, Provinsi Sumatera Utara. Salah satu dampaknya, kebutuhan bibit mangrove untuk pemulihan habitat di area tepian laut cukup besar. Dan, perusahaan yang dipimpin Faizal berkesempatan mendapat peran.

“Setelah tsunami di Aceh dan di Nias, mangrove ini sangat dibutuhkan untuk ditanam di Aceh dan Nias. Perusahaan saya waktu itu telah membuat bibit sekitar 5 juta bibit. Alhamdulillah semuanya habis terjual,” kata Faizal mengenang.

Masa itu, karena kebutuhan yang besar, ia sempat menambah lokasi penyemaian mangrove sampai ke Aceh dan beberapa lokasi di Sumatera Utara. Lokasi penyemaian mangrove di Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat termasuk salah satu yang besar dan pernah dikunjungi Menteri Kehutanan MS Kaban.

“Saya pernah mendatangkan Menteri Kehutanan MS Kaban ke lokasi penyemaian mangrove di (Secanggang) Langkat, dan Pak Menteri mengapresiasi positif. Saat itu Bupati Langkat adalah H. Syamsul Arifin, yang akhirnya memberi respon positif pula atas usaha yang saya jalankan,” kenang Faizal yang kini pun menjabat Bendahara Umum PB Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) yang pula dipimpin mantan Bupati Langkat tersebut, Dato’ Seri H. Samsul Arifin, SE sebagai Ketua Umum.

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
OK Faizal (kiri) selaku pengusaha saat mendampingi Menteri Kehutanan MS Kaban meninjau lokasi pembibitan budi daya mangrove (bakau) di Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, pada Minggu 27 Maret 2005. (Foto: dok/rep. wsp)

Begitulah kondisi ‘serba kebetulan’ itu terjadi yang membawa Faizal ke peruntungan lebih baik. Selain usaha bibit mangrove dan tanaman hutan lainnya yang terus laris, Faizal dengan akhirnya menjadi anggota DPRD Batu Bara karena kebetulan Kabupaten Batu Bara berdiri atas pemekaran Kabupaten Asahan. Itu terjadi tahun 2007, setelah UU tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara yang diperjuangkan oleh BP3KB/Gemkara disyahkan DPR RI pada tahun 2006.

Baca Juga:  Darma Wijaya Jenguk Korban Kebakaran di Sei Buluh

Seiring waktu berjalan, bidang usaha Faizal pun terus tumbuh. Seusai menjalani periodesasi keanggotaan DPRD Batu Bara, tahun 2009, ia memilih lebih fokus berwira usaha. Ia pun terjun pula ke usaha kontruksi dengan mendapat berbagai borongan proyek pembangunan baik di perusahaan swasta, BUMN maupun lainnya. Bahkan sejak sekitar 2009 ia memiliki usaha rumah sewa atau kos-kosan yang dikendalikan oleh istrinya.

Namun ia juga mengaku menjalankan bisnis bukan karena punya modal besar, melainkan karena semangat dan upaya keras pantang menyerah. Salah satu contoh, saat permintaan cukup besar terhadap bibit mangrove sehingga membutuhkan uang yang cukup besar pula sebagai modal, ia terpaksa meminjam sertifikat rumah calon mertuanya untuk digadaikan ke bank.

“Kami (Faizal dan calon istrinya kala itu) belum menikah tetapi memang sudah bertunangan. Tak ada jalan lain, uang harus ada, bank tak mau kalau agunannya berlokasi di kampung, terpaksalah dengan menahan rasa malu saya memohon pada calon mertua agar meminjamkan surat tanah untuk diagunkan ke bank. Dan dikasi. Yaa… ‘kan anaknya aja mau dikasi apalagilah sekedar surat tanah…, “ ungkap Faizal sembari menambahkan kelakarnya.

Usaha berhasil dan surat tanah itu pun dikembalikan. “Alhamdulillah, sukses dan surat tanah dipulangkan lagi,” tambahnya. Ia kemudian memang menikah dengan tunangannya tersebut, hingga sekarang sudah dikaruniawi tiga buah hati.

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
OK Faizal (duduk kiri) selaku pengusaha serius mendengarkan kata sambutan/arahan Menteri Kehutanan MS Kaban dalam satu peninjauan lokasi usahanya beberapa tahun lalu. (Foto: dok)

Saat berkisah, sesekali terlihat Faizal menengadahkan pandangan dengan mata yang tampak berkaca seolah menahan haru. “Jadi yang tidak tahu mungkin menganggap saya sukses karena adik bupati (Bupati Batu Bara Ir. H. Zahir, M.AP), padahal sukses sudah saya raih jauh sebelum bang Zahir jadi bupati. Yaah.. karena tidak tahu bagaimana saya berjuang hingga mencapai sukses tersebut. Saya merangkak dari bawah, dan banyak menemui keadaan serba kebetulan yang mendatangkan rezeki. Itu lah jalan Allah, saya yakin itu jalan Allah SWT yang diberikan kepada saya,” tuturnya.

Dalam dialog yang dimoderatori Wakil Ketua KNPI Batu Bara Ramadhan Zuhri, SH tersebut, Faizal pun menjelaskan mengapa organisasi Kadin yang dipimpinnya membuat Program Kadin Batu Berbagi dengan hanya membagikan beras. Menurutnya, ini juga tak terlepas dari kenangan masa kecilnya di zaman paceklik yang menurut orang tuanya kalau sudah ada beras berarti sudah bisa hidup (karena bisa makan). Sebab untuk teman nasi bisa dicari sendiri, seperti misalnya dun ubi yang tumbuh di belakang rumah.

“Jadi di masa sulit akibat dampak Pandemi COVID-19, saya melihat warga duafa terutama memerlukan beras. Maka kepada tim saya tekankan, yang utama berikan beras,” ujarnya.

Namun Faizal juga meminta agar pemberian bantuan beras ini tidak dikaitkan dengan aktifitasnya di bidang lain, termasuk karir politiknya. Pemberian bantuan tersebut menurutnya tidak ada kaitan dengan apa yang didengungkan dan digadang-gadangkan berbagai kalangan bahwa ia akan ikut jadi Caleg DPR RI pada Pemilu Legislatif tahun 2004 mendatang.

Ketua Kadin Batu Bara OK Faizal Ungkap Sukses “Merangkak dari Bawah” dan “Serba Kebetulan”
Ketua Kadin Batu Bara H. OK Faizal, SE saat menyerahkan bantuan dalam program Kadin Batu Bara Berbagi di salah satu desa, di Kecamatan Air Putih. (Foto: amar/doc)

Baginya, pemberian bantuan adalah pemenuhan atas amanah orang tuanya untuk membantu sesama yang membutuhkan bantuan, dengan menyisihkan sebagian dari rezeki. Sedangkan kalaupun ia nanti menjadi Caleg DPR RI, itu adalah upayanya sebagai politisi untuk duduk di lembaga legislative walaupun juga bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Batu Bara yang secara spesifik akan diwakilinya.

“Jadi program Kadin Batu Bara berbagi jangan dikaitkan dengan elu-elu saya mau jadi Caleg DPR RI. Itu terpisah. Saya membantu warga yang membutuhkan karena ada kelebihan rezeki diberikan Allah SWT. Tapi soal kalau saya nantinya jadi Caleg DPR RI, itu ranah politik saya untuk ikut memperjuangkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya sembari menyebut kegiatan memberi bantuan kepada kaum duafa akan terus dilakukannya sepanjang kemampuan untuk itu dimiliki, tanpa dipengaruhi oleh apakah ia akan jadi calon sesuatu atau tidak. (amar)