ASAHAN | BisaNews.id | Usai melakukan aksi lempar taik lembu di kantor dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, aksi unjuk rasa pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) Asahan berlanjut di kantor Bupati Asahan untuk mempertanyakan soal bimtek kepala desa di Jogjakarta.
Mahasiswa yang memarkirkan sepeda motornya di lobby kantor Bupati Asahan itupun mendapatkan jotosan dari oknum petugas satpol PP Asahan.
Kordinator aksi, Fikri Munthe mengaku kejadian tersebut bermula dari pihak satpol PP yang hendak menggeser sepeda motor milik pengunjuk rasa.
Namun, mahasiswa yang tidak terima menghentikan aksi tersebut, dan adu mulutpun terjadi.
“Kami awalnya melakukan aksi unjuk rasa. Namun, karena bertepatan sedang adzan, kami menunggu untuk menyelesaikan ibadah. Disela-sela itu, ada oknum satpol PP yang mencoba memprovokasi dengan memancing emosi dan menggeser sepeda motor kami,” kata Fikri, Senin (5/8/2024).
Lanjutnya, satpol PP melakukan hal tersebut sesuai aturan yang ada. Namun, Fikri menantang soal aturan hiburan malam yang ada di Kabupaten Asahan.
Lanjutnya, satpol PP melakukan hal tersebut sesuai aturan yang ada. Namun, Fikri menantang soal aturan hiburan malam yang ada di Kisaran.
“Kalau memang mereka mau bahas soal aturan, ayo kita sama-sama buka data. Jangan seperti preman. Buka seragam, kalau mau maen ayok saya ladeni,” ungkapnya.
Perlu diketahui, sebelumnya, PMII Kabupaten Asahan melempari kantor dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan kotoran lembu. Hal ini dampak dari dilakukannya bimtek di Jogjakarta yang dinilai menghambur-hamburkan uang negara.
Akibat tidak mendapatkan tanggapan di Dinas PMD, para pengunjukrasa mendatangi kantor Bupati Asahan untuk meminta agar Kadis PMD segera dicopot dari jabatannya.(KIKI).





