MEDAN| Bisanews.id |Meski uang panjar pembelian hewan kurban, Rp13 juta, dilarikan si pemilik lembu, namun alumni SMP Neg XI Angkatan 88 Medan tetap bisa mendapatkan 2 lembu pengganti untuk dikurbankan pada Iduladha 1444 H.
Penyembelihan 2 lembu kurban tersebut dilaksanakan secara khidmat di kediaman salah satu alumni, Wati Suryani, Jalan Malaka, Nomor 22, Medan, Sabtu (1/7/2023), dan dihadiri sejumlah guru mereka.
Begitu kata Ketua Panitia Pelaksana Kurban Alumni SMP Neg XI Angkatan 88 Medan, Ayub Kesuma Siregar, didampingi Sekretaris Panitia Annisa Fauziah, Ketua Umum Alumni Rommy Samra, Wakil M Noval, dan Bendahara Hardi Chan, Wati Suryani, serta unsur panitia lainnya, Minggu (2/7/2023), di Medan.
Ayub menceritakan kronologi dilarikannya uang tersebut. Awalnya, jelas Ayub, mereka dan si pemilik lembu yang tinggal di Kabupaten Deli Serdang itu sepakat harga seekor lembu seberat 100 Kg Rp16 juta. Jadi, dua ekor Rp32 juta.
“Maka dilakukan pembayaran panjar awal pada 23 Mei 2023 sebesar Rp5 juta, dan panjar kedua pada 12 Juni 2023 sebesar Rp8 juta, sehingga total Rp13 juta. Namun, saat ingin pelunasan sebesar Rp19 juta lagi pada 28 Juni 2023, pelaku sudah tak bisa lagi ditemui, dan rumahnya sudah dipasang plang bertuliskan bahwa rumah tersebut milik orang lain. Sehingga, para panitia terkejut dan harus putar otak guna mendapatkan dua ekor lembu sebagai pengganti”, kata Ayub.
“Alhamdulillah, Allah berikan jalan terbaik dengan dipermudah mendapatkan dua ekor lembu. Dari peternak lembu bernama Pak Agil, siap membantu dua ekor hewan kurban, walau dana awal Rp19 juta, serta kekurangannya sebesar Rp7 juta, bisa dilunasi dua bulan ke depan,” ujarnya.
Menurut Ayub, awalnya tidak mengetahui uang panjar dari 14 peserta kurban itu dilarikan si pemilik lembu.
“Awalnya saya tidak tahu. Namun, melihat sabagian (alumni) kalut, langsung saya minta menceritakannya dengan tenang. Sebab, kalau kalut maka Allah takkan memberikan jalan keluar. Sebab, ini musibah,” terang Ayub dengan nada sedih.
Sementara Ketua Alumni SMP Neg XI Angkatan 88 Medan, Rommy Samra mengatakan, ini kurban perdana mereka. Namun, langsung diberi ujian dari Allah. Tapi, semua berjalan lancar berkat mereka sama-sama bekerja.
“Terkhusus kawan-kawan dari 3/7 yang menyediakan tempat serta memasak, baik untuk sarapan dan makan siang dan lainnya, serta teman lainnya yang dikomandoi Bang Teguh dan Bang Syirli Amri, Bang Pepeng dibagian potong dan pembagian daging, saya ucapkan terima kasih, karena tak mengenal lelah mereka bekerja sepenuh hati agar sukses,” kata Rommy.
Menurutnya, dengan kehadiran guru-guru di acara itu telah menambah semangat seluruh sahabat yang hadir.
Apalagi, tuturnya, guru bahasa Indonesia, Hj Saibatul Aslamiah Saragih dan Raijand telah mengatakan salut dan bangga atas silaturahmi yang dibangun siswa tamatan tahun 1988.
“Sampai-sampai salah seorang guru, seperti Ibu Saragih mau ikut berkurban tahun depan dengan kita agar lebih meriah. Artinya, karena mereka lihat langsung kekompakan kita,” ucap Rommy.
Dia menambahkan, karena kekompakan itu Rommy optimis segala permasalahan bisa diatasi dengan mudah.
“Dan sama tahu yang dilakukan selama ini, seperti kemalangan, hajatan, dan sebagainya dilakukan secara bersama-sama. Apalagi, seperti musibah yang dialami saat ini, saya selaku ketua umum optimis pada kawan-kawan, pastilah semua berlomba-lomba siap membantunya untuk mengatasi kekurangan Rp7 juta tersebut,” pungkasnya.