MEDAN | Bisanews.id |Pemerintah Kecamatan Medan Belawan bersama warga melakukan daur ulang sampah plastik menjadi balok dan papan menggunakan mesin khusus.
Camat Medan Belawan, Subhan Fajri Harahap menjelaskan, pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan merupakan salah satu inovasi di Kecamatan Medan Belawan, diinisiasi salah satu warga yang juga pengusaha muda. Selain mengurangi sampah plastik, hal itu juga merupakan upaya mendukung program prioritas Wali Kota Medan, Bobby Nasution, baik di bidang kebersihan maupun UMKM.
“Pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan ini adalah bentuk kolaborasi Kecamatan Medan Belawan dengan pengusaha muda. Sebab diketahui bersama sampah plastik di Kecamatan Medan Belawan ini sangat banyak. Di samping itu sampah- sampah yang dikirim ke TPS dan TPA selama ini juga didominasi oleh sampah plastik,” kata Subhan, di tempat pengolahan sampah plastik, Rabu (5/7/2023).
Dijelaskannya, sebelum menjadi balok dan papan, sampah plastik yang telah dikumpulkan dan dibersihkan dimasukkan ke dalam mesin, kemudian dilelehkan dengan suhu panas mencapai 400 derajat celcius. Setelah itu, lelehan plastik tersebut dialirkan ke mal pencetak, dan dipres menjadi bentuk balok atau papan yang kuat seperti dari bahan kayu.
Menurutnya, balok dan papan hasil daur ulang itu dapat dimanfaatkan serta digunakan untuk berbagai kebutuhan layaknya bahan dari kayu, seperti meja, kursi, pagar, dan tiang lampu taman.
Kata dia, inovasi yang dilakukan Kecamatan Medan Belawan dan warganya ini juga dapat berdampak untuk lingkungan, yakni mengurangi jumlah penebangan pohon.
Menurut Subhan, sampah plastik kresek, kemasan sachet selama ini dibuang sembarangan, dan dianggap tidak bernilai ekonomis oleh masyarakat. Namun, setelah adanya mesin pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan, sampah itu kini dapat menjadi barang yang berguna.
Subhan berharap, sampah plastik di Kecamatan Medan Belawan akan berkurang, bahkan habis, dengan adanya mesin pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan itu.
“Untuk mencetak balok dan papan menggunakan mesin ini diperlukan 12 Kg sampah plastik. Saat ini kita kekurangan bahan baku. Mengatasi hal tersebut kita akan berkolaborasi dengan bank sampah yang ada agar dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi balok dan papan,” ucapnya.
Ditambahkan Subhan, pihaknya akan mendorong masyarakat di Kecamatan Medan Belawan untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang selama ini tidak bernilai, sehingga dapat menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.
“Ayo, warga di Kecamatan Medan Belawan sama-sama kita kumpulkan sampah plastik, dan bawa ke pusat pengolahan sampah plastik, nantinya akan diolah menjadi barang yang berguna dan bermanfaat,” pungkasnya.
Sementara itu, Tom Nauli Sinaga, warga yang menggagas pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan menceritakan inspirasinya mengolah sampah plastik, yang berawal dari banyaknya sampah plastik di Kecamatan Medan Belawan. Apalagi, jika terjadi banjir rob, sampah plastik akan naik ke permukaan. Setelah banjir surut, sampah akan tinggal.
“Berawal dari banyaknya sampah plastik, saya dan kawan-kawan pelan-pelan menciptakan mesin pengolahan sampah plastik. Selama 6 bulan belakangan kita juga telah bereksperimen, dan saat ni kita telah berhasil mengolah sampah plastik menjadi balok dan papan,” jelasnya.
Dia berharap, dengan adanya mesin pengolahan sampah plastik ini ke depannya dapat membantu Pemko Medan dalam mengatasi permasalahan sampah plastik, khususnya di Kecamatan Medan Belawan.
“Kita telah berhasil membuat balok kayu dari plastik ukuran 10×10 dengan panjang 2 meter, dan papan sepanjang 2 meter. Seluruh bahan bakunya 100 persen dari sampah plastik,” ujarnya.
Tom menjelaskan proses pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan. Kata dia, mesin bertenaga listrik ini mampu membuat papan dan balok dengan bahan baku sampah plastik yang bersih dengan berat 12 kg.
Di dalam mesin, lanjutnya, sampah plastik akan mengalami proses pembakaran. Setelah mencair akan ditampung di mal pencetak balok atau papan.
“Proses dari masuknya sampah plastik ke dalam mesin sampai meleleh dan mengalir ke mal pencetak itu memerlukan waktu 15 menit, kemudian dipotong dan didinginkan di dalam air selama 15 menit. Jadi, total satu batang balok atau papan memerlukan waktu 30 menit,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Tom juga memperlihatkan salah satu balok yang telah dibentuk menjadi tiang lampu taman, lengkap dengan kabel dan lampunya.
Ke depan, dia berencana akan mengembangkannya menjadi furniture, sehingga jadi peluang bagi UMKM.