Petani di Tanjung Beringin Merugi Pasca Panen Raya, Puluhan Hektar Tanaman Padi Terancam Tidak Terpanen

Petani di Tanjung Beringin Merugi Pasca Panen Raya, Puluhan Hektar Tanaman Padi Terancam Tidak Terpanen
Puluhan hektar tanaman padi yang sudah siap dipanen tumbang, terancam tidak bisa diambil karena keterbatasan alat dan tenaga kerja, di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Sabtu (Sabtu (12/10/2024)

SERGAI | Bisanews.id | Petani di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, menghadapi ancaman kerugian besar setelah panen raya padi sawah tahun ini. Puluhan hektar tanaman padi yang sudah siap dipanen terancam tidak bisa diambil karena keterbatasan alat dan tenaga kerja. Jumlah pekerja dan alat pemanen yang tersedia tidak sebanding dengan luas areal sawah yang harus segera dipanen.

Selain itu, curah hujan yang tinggi menyebabkan sebagian besar tanaman padi roboh dan terendam banjir. Banyak petani terpaksa memanen dengan peralatan seadanya untuk menyelamatkan hasil panen yang tersisa.

Saidi seorang petani di Tanjung Beringin, Sabtu (12/10/2024), mengatakan bahwa tanaman padinya harus segera dipanen agar tidak membusuk akibat terendam air. Dia menjelaskan bahwa hujan deras dan angin kencang membuat tanaman padinya roboh.

“Tanaman padi saya ambruk karena hujan yang disertai angin kencang. Kami harus membayar warga untuk membantu mengikat padi dengan upah Rp120.000 per hari per orang. Jika tidak diikat, padi akan membusuk,” ungkap Saidi.

Dia juga menambahkan bahwa harga jual padi yang terendam banjir dipastikan akan turun drastis karena kualitas padi yang menurun.Kondisi seperti ini hampir menyeluruh terjadi di kecamatan Tanjung Beringin, seperti Di desa Pekan, Desa Pematang Cermai, Desa Tebing Tinggi, dan kondisi terparah lagi di Desa Pematang Terang yang sebagian besar areal persawahannya teracam gagal panen.

“Harga normal padi biasanya sekitar Rp6.500 per kilogram, tapi karena padi terendam banjir, harganya diperkirakan akan anjlok menjadi Rp4.000 per kilogram. Ini kerugian besar bagi kami,” keluhnya.

Petani di Tanjung Beringin Merugi Pasca Panen Raya, Puluhan Hektar Tanaman Padi Terancam Tidak Terpanen
Puluhan hektar tanaman padi yang sudah siap dipanen tumbang, terancam tidak bisa diambil karena keterbatasan alat dan tenaga kerja, di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Sabtu (Sabtu (12/10/2024)

Petani di wilayah tersebut berharap adanya bantuan dari pemerintah, baik berupa alat pemanen maupun tenaga kerja tambahan, agar mereka dapat menyelamatkan sisa hasil panen dan mengurangi kerugian yang dialami.

Baca Juga:  Sosialisasi Terapkan TTE, Bupati Batubara Mau Pelayanan Dipercepat

Hal senada juga disampaikan Sopian Helmi menuturkan, dirinya yang memiliki lahan sawah di Dusun IV Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin sekitar 21 rantai gagal panen.

Dikatakan Sopian, dengan kondisi basah dan bertumbangan seperti ini, untuk upah panen pasti mahal, karena air dalam, jadi alat panen seperti Kreser sulit masuk lokasi.

Biasanya dari 21 rantai kalau kondisi bagus, satu rantai penjualan bisa sekitar satu jutaan lebih. Jadi dengan kondisi seperti ini bisa jadi tidak balik modal, karena upah alat panen mahal, belum lagi upah mengikat padi supaya jangan roboh dan basah.

“Upah Kreser mencapai Rp500 ribu per rantainya, kalau dihitung bisa tidak balik modal. Memang hasil panen tahun ini bagus, cuman harga jatuh dan upah memanen mahal,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan, melihat kondisi padi seperti ini kami sebagai petani sangat sedih, karena hasil panen tidak akan memuaskan. Sepengetahuan kami baru kali ini kondisi saat mau panen padi digenangi air seperti ini.

“Kalau kondisi mau panen padi seperti ini, kami bisa-bisa menangis dari hasil jualnya,” ucapnya. (Herry)