Sambut PON Bela Diri 2025, PJSI Sumut Minta Hatunggal Evaluasi Pengurus Atau Mundur Sama Sekali

Sambut PON Bela Diri 2025, PJSI Sumut Minta Hatunggal Evaluasi Pengurus Atau Mundur Sama Sekali
Terlihat Sekum Pengprov PJSI Sumut dan pelatih saat memberikan pengarahan pada atlet yang dipersiapkan mengikuti PON Bela Diri Oktober 2025 mendatang. (Foto : ayu)

Medan | bisanews.id| Saat ini KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat sedang mempersiapkan event Pekan Olahraga Nasional (PON) khusus untuk cabang olahraga bela diri tahun 2025.

PON Bela Diri ini, yang dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2025 mendatang, merupakan inisiatif baru dimana merupakan langkah positif KONI untuk memberikan wadah kompetisi lebih bagi atlet-
atlet bela diri, yang tidak hanya menunggu pergelaran PON empat tahunan sekali untuk meningkatkan kualitas atlet bela diri dan potensi pariwisata daerah.

Untuk itulah, para atlet Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sumut terus melakukan persiapan agar nantinya dapat bersaing dengan atlet daerah lain bahkan dapat membawa medali emas saat kembali ke kampung halaman seusai laga.

Seperti di Padepokan Judo Jalan Gaharu Medan, terlihat para pelatih terus memberikan materi latihan secara rutin, guna meningkatkan kemampuan para atlet yang dipersiapkan menghadapi event tersebut.

“Sebab hasil yang didapat dari mengikuti PON bela diri, nantinya bisa jadi modal nilai untuk mengikuti ajang PON XXI NTT-NTB 2028 mendatang,” kata Sekum Pengprov PJSI Sumut, Yosef Yus di Medan, Senin (18/8/2025).

Namun dibalik persiapan atlet itu, pengurus cabor judo merasa heran dan kecewa, ada apa dengan KONI Sumut, yang malah bungkam. Sebab belum adanya pemanggilan sampai saat ini mengingat waktu event pada pertengahan Oktober 2025 mendatang, sudah semakin dekat.

“Hitung-hitung, waktu tinggal dua bulan lagi dari sekarang, dimana persiapan harus dilakukan secara intens. Sementara untuk bentuk perhatian dari KONI Sumut, belum ada sama sekali. Padahal kita butuh suport dari induk top olahraga daerah ini baik itu. Salah satunya, pemikiran saja, tidak ada sama sekali,” ucapnya disela-sela latihan atlet.

Baca Juga:  Wabup Adlin Tambunan Dukung Atlet Kabaddi Sergai Harumkan Nama Daerah

Padahal dengan adanya PON Bela Diri ini, diharapkan pembinaan atlet full contack di Indonesia semakin terarah dan berkesinambungan, serta potensi atlet-atlet muda dapat lebih terasah.

“KONI Sumut terkesan bungkam . Ini tidak baik. Seharusnya mereka mengundang para pengurus cabor untuk membahas masalah PON cabor bela diri agar ambil bagian atau tidak. Ssbab dari sinilah, ajang peningkatkan kualitas atlet, dengan memberikan wadah kompetisi lebih sering, serta mendorong pariwisata dan perekonomian daerah,”ujarnya serius.

Menyikapi hal ini menurutnya, Hatunggal Siregar selaku Ketua Umum KONI Sumut, harus bisa menjadi penyejuk untuk masalah ini dengan serius. Apalagi tidak saja cabor judo yang siap mengikuti PON Bela Diri tahun 2025, tapi ada 10 cabor full contack yang siap ikut sertaan seperti, pencak silat, tarung derajat, karate, taekwondo, gulat, judo, jujitsu, sambo, kempo hingga wushu.

“Artinya saya melihat sejak Pak Hatunggal Siregar dilantik lewat pidato visi-misi secada berapi-api, habis itu melempem. Padahal pengurus full contack butuh dipanggil untuk membahas sejauh mana persiapan seperti soal peralatan baju dan sebagainya,” tambah Yosef kesal.

Yang kedua Yosef mengatakan lagi, apa bisa persiapan atlet dilakukan secara instan tanpa ada pendukung?.

“Sementara ingin ikut serta saja, pengprov harus menyertakan surat pendulung dari KONI yang bersangkutan. Seperti beberapa daerah lain yang ditanya, mereka sudah sertakan surat pendukung dari induk top olahraganya masing-
masing (KONI-red),” ujarnya serius.

Sementara soal dana, Yosef tidak mau tau ada atau tidak adanya dana. Namun yang ia mau adalah, ketua harus siap dalam berorganisasi, siap dalam pendanaan dan dalam hal keseluruhan.

“Tapi kalau tidak siap, lebih mundur. Untuk apa dipertahankan kalau tak mampu. Dan kalau hanya mengharapkan dsna APBD saja, saya pun bisa menjabat sebagai ketua KONI,” tambahnya kesal.

Baca Juga:  Tinjau Terminal Amplas, Menhub Evaluasi Pinjaman Rp1,8 T

Dan yang paling ditakutkan Yosef adalah, Hatunggal Siregar serius, namun dijajarannya tak mengerti, sehingga harus ada evaluasi mendasar soal kepengurusan agar tidak terjadi kesalah pahaman kedepannya.

“Tidak main-main dalam menjalankan organisasi untuk orang banyak. Tidak tau apa penyebabnya. (ayu)