MEDAN | Bisanews.id | Menyongsong PON XXI 2024 Aceh – Sumut, Pengprov Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Sumut memperbanyak pertemuan atlet, yaitu sepuluh kali dalam seminggu.
Hal itu dikatakan Kepala Pelatih Gulat Sumut, Mangasi Simangunsung didampingi Hisar Sibarani dan Jan Bobby Nesra Barus M.Pd, di Medan, Kamis (9/2/2023).
Pertemuan sepuluh kali itu, ujarnya, dilakukan pagi sore. Gunanya untuk meningkatkan jam latihan, sehingga bisa menghasilkan atlet mumpuni saat berlaga di PON Aceh – Sumut nanti.
“Untuk itulah saya sangat mengharapkan kepada KONI Sumut dan universitas, serta sekolah, agar memberikan izin sebenar-benarnya kepada atlet kita, agar latihannya bisa lebih serius,” kata Mangasi.
Dijelaskannya, atlet yang dipersiapkan mengikuti Pelatihan Daerah (Pelatda) Jangka Panjang Program KONI Sumut merupakan mahasiswa, dan pelatihnya berstatus sebagai guru.
“Sekali lagi saya sangat-sangat berharap agar KONI dan kampus mau mengeluarkan surat izin untuk memudahkan para atlet berlatih. Artinya, fokus tidak terbagi dua,” ucapnya.
Menurut dia, untuk PON XXI Aceh-Sumut, PGSI Sumut menyiapkan 17 atlet dari hasil tes fisik yang digelar KONI Sumut pada Desember 2022 lalu, ditambah empat atlet sebagai cadangan, mengingat diberlakukannya sistem promosi degradasi.
“17 atlet yang lolos tes fisik kemarin, dibiayai KONI Sumut. Sedangkan empat atlet lagi, dibiayai Pengprov PGSI Sumut, mengingat masih perlu pembinaan serius,” tambahnya.
Mengenai tes fisik beberapa waktu lalu yang dinilai kurang maksimal, menurut Mangasi, seharusnya para instruktur memberikan pengarahan yang benar, sehingga atlet-atletnya dapat menjalankannya dengan baik.
Mangasi berharap, 17 atlet yang masuk program KONI Sumut dapat meraih medali emas. Sebab, cabang olahraga (cabor) gulat berbeda dengan lainnya. Atlet dituntut fisik dan tehnik. Selain itu, sistem penjuriannya juga beda dengan cabor lainnya.
“Makanya, terpenting adalah asupan gizi dan sarana berlatih. Sebab, kalau asupan gizi kurang, bagaimana hasil maksimal yang diharapkan dapat dicapai. Apalagi, atlet kita kebanyakan mahasiswa”, tuturnya.
“Untuk itulah, sebenarnya kita takut kalau frekwensi latihan kita tingkatkan, di mana mau tak mau tetap dijalankan, walau anak-anak siap menjalaninya. Sekali lagi yang dibutuhkan gizi,” imbuhnya.
“Mudah-mudahan di bulan Juni mendatang tak ada halangan untuk meraih emas lewat pembinaan serius yang kita lakukan, walau saat ini masih latihan tahap umum yang diisi fisik dan tehnik,” pungkasnya.





