SERGAI | Bisanews.id | Kondisi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lapangan Apolo di Desa Pematang Cermai, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), kian memprihatinkan. Setiap kali hujan turun, kompleks pemakaman umat Muslim ini tergenang air, menyulitkan warga yang ingin berziarah.
Ketua Pengurus TPU Lapangan Apolo, Ahyar, mengungkapkan keprihatinannya saat ditemui di lokasi pada Sabtu (19/4/2025). Ia menyebut bahwa genangan air terjadi akibat ketiadaan sistem drainase, sehingga air hujan tidak mengalir keluar dan menggenangi area makam.
“Setiap hujan turun, air menggenangi seluruh area pemakaman karena tidak adanya saluran drainase. Kondisi ini jelas menyulitkan masyarakat, terutama saat momen penting seperti Ramadan dan Idulfitri,” ujarnya.
Ahyar menambahkan, selain persoalan drainase, kondisi pemakaman juga diperburuk dengan rusaknya pagar perkuburan, tumbuhnya rumput liar, padahal lokasi pemakaman umum ini tepat di jalan utama menghubungkan dengan antar kecamatan.Upaya perbaikan selama ini dilakukan secara swadaya oleh pengurus dan warga sekitar tanpa dukungan dari pemerintah.
“Sebagai pengurus, saya tidak mungkin tinggal diam. Kami berinisiatif menggalang donasi dari masyarakat agar perbaikan bisa dilakukan meski perlahan,” jelasnya.
Menurutnya, sejak awal Ramadan, pengurus bersama warga telah menimbun tanah menggunakan 12 truk pasir untuk mengurangi genangan air yang menutupi makam-makam.
“Alhamdulillah, meski dengan keterbatasan, kami tetap berupaya. Setidaknya sekarang makam ini tidak lagi tampak seperti hutan,” kata Ahyar.
Ia berharap pemerintah daerah, khususnya dinas yang menangani kebersihan dan pemakaman, dapat segera turun tangan agar permasalahan ini mendapat solusi jangka panjang.
“Kami ingin para peziarah datang dengan nyaman, dan para ahli kubur mendapat tempat peristirahatan yang layak,” harapnya.
Dukungan juga datang dari warga sekitar. Syarifuddin Sihombing (46) alias Udin Kemek, warga Desa Pekan Tanjung Beringin, yang memiliki kerabat dimakamkan di TPU tersebut, turut mengapresiasi langkah pengurus.
“Saya sangat mendukung inisiatif ini. Saya harap pemerintah tidak tutup mata terhadap kondisi TPU, khususnya di Desa Pematang Cermai ini,” ucapnya.
Ia juga menyoroti kondisi TPU Mandailing yang berada di seberang Lapangan Apolo, yang menurutnya lebih memprihatinkan dan belum tersentuh perbaikan.
“Coba lihat TPU di seberang, sudah seperti hutan. Batu nisan pun tidak kelihatan lagi. Ini harus jadi perhatian serius,” keluhnya.
Kemek berharap pemerintah dari semua tingkat, mulai dari desa hingga provinsi, lebih peduli terhadap fasilitas pemakaman, agar masyarakat dapat berziarah dengan tenang dan khidmat.
“Kalau dibandingkan dengan TPU di kota-kota besar yang lebih tertata dan bersih, jelas kita jauh tertinggal,” ujarnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk terus mendukung upaya pengurus melalui sumbangan sukarela.
“Kalau hanya berharap dari pemerintah yang tidak peduli, hasilnya akan nihil. Lebih baik kita bergerak bersama demi tempat peristirahatan yang layak bagi para leluhur kita,” pungkasnya. (Herry)





