Warga Bartong Keluhkan Keberadaan PKS PT RAS

Warga Bartong Keluhkan Keberadaan PKS PT RAS
PKS PT RAS yang dikeluhkan masyarakat Desa Bartong, Kec. Sipispis, Kab. Sergai. (Foto: Darmawan).

SERGAI | Bisanews.id |Warga Desa Bartong mengeluhkan keberadaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Rezeki Abadi Sambosar (RAS) yang disebut-sebut beroperasi 24 jam dan mengeluarkan aroma tidak sedap.

Rizal, warga Dusun I, Desa Bartong, Kec. Sipispis, Kab. Sergai, kepada wartawan, Rabu (13/3/2024), mengatakan, suara mesin PKS yang berada di Nagori Sambo Saraya, Kec. Raya Kahaian, Kab. Simalungun, itu telah mengganggu waktu istirahatnya.

“Selain menghirup bau busuk, suara mesin sangat mengganggu waktu istirahat. Begitu juga dengan truk mereka hilir mudik. Kami warga hanya bisa menghirup abu”, papar Rizal.

Dia juga mengaku khawatir dengan limbah PKS yang dapat mencemari lingkungan, terutama Sungai Bahbolon yang kini menjadi objek wisata andalan di Sergai.

Salah satu pemandu wisata arung jeram Sungai Bahbolon, Leo Nardo, mengaku, air Sungai Bahbolon sepekan terakhir berbau busuk seperti tercemar limbah.

“Sebelumnya air Sungai Bahbolon ini sangat bagus. Kita khawatir air Sungai Bahbolon tercemar limbah”, papar Leo.

Ketika hal itu dikonfirmasi kepada Humas PT RAS, J Purba, membantah. Dia menyebutkan, pihaknya belum pernah membuang limbah pabrik ke aliran sungai.

Purba mengatakan, PT RAS memiliki kolam pengelolaan limbah. Selama beroperasi baru empat kolam terisi. Sedangkan dua kolam belum terisi dan belum penuh.

“Kita sudah membuat master plannya untuk pembuangan limbah di areal sawit, bukan di aliran sungai. Saat ini limbah belum juga penuh dan belum pernah membuangnya. Jadi, jika ada tuduhan pencemaran, itu semua tidak benar”, papar Purba.

Untuk aroma busuk, Purba juga membantah. Sebab, ujarnya, lokasi PKS jauh dari permukiman warga.

“Jadi, kita mau tahu, warga mana yang merasa tidak nyaman”, ujarnya.

Saat disinggung kompensasi kepada warga, Purba mengaku belum ada. Sebab, lokasi PKS berada di wilayah Simalungun, sehingga semua urusan izin maupun pajaknya ke Simalungun.

Baca Juga:  Tiga DPO Judi Online dari Kamboja Tiba di Bandara Soetta

“Kompensasi belum ada, cuma untuk pekerja ada 20 persen dari warga setempat. PKS ini juga beroperasi 24 jam dengan target 20 ton per jam” paparnya. (herry)