MEDAN | bisanews.id | Satu sosok lagi muncul ke permukaan sebagai bakal calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan periode 2024-2028 mendatang.
Setelah sebelumnya ada beberapa nama yang diapungkan, kali ini ada satu orang lagi yang secara terang-terangan menyatakan siap untuk memimpin KONI Kota Medan periode 2024-2028 mendatang, setelah berakhirnya masa jabatan kepengurusan di bawah kepemimpinan Edy H Sibarani pada bulan November 2024 mendatang.
Sosok tersebut adalah, Bobby Octavianus Zulkarnain, seorang wiraswasta yang sekarang ini masih menjabat sebagai Ketua Pengurus Kota Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Pengkot Kodrat) Medan.
Kepada wartawan, Sabtu (9/11/2024) di Medan, Bobby Zulkarnain mengatakan, siap maju sebagai calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia pada Musyarawah Kota (Musorkot) KONI Medan yang direncanakan Desember 2024 mendatang.
“Ya, saya nyatakan dan tekadkan siap maju, dan saat ini sudah berkomunikasi serta sudah menggalang dukungan dari pengurus-pengurus cabang olahraga,” kata Bobby.
Bobby pun mengklaim sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah cabang olahraga (cabor) agar bisa maju, serta sudah membentuk tim kecil untuk menyukseskan pemilihannya nanti.
“Benar, ada beberapa cabor yang sudah saya hubungi, bahkan datang ke saya untuk meminta maju. Karena ini maunya cabor, saya terima, yang terpenting tidak terhalang dengan aturan yang ada,“ katanya.
Setelah melakukan pertemuan informal tersebut, Bobby kembali mengatakan bakal segera melakukan pertemuan silaturahmi dengan pengurus cabor-cabor yang punya hak suara, termasuk silaturahmi dengan sejumlah tokoh olahraga guna medapat arahan dan masukan konstruktif.
Pun begitu, pria yang juga politisi Partai Gerindra ini mengaku maju sebagai calon Ketua KONI Medan bukan soal ambisi besar dirinya untuk menjabat.
Hanya saja, dia terketuk untuk bisa lebih memajukan olahraga di Kota Medan, setelah dia menganggap di bawah kepemimpinan pengurus sebelumnya hingga dipimpin Edy H Sibarani saat ini, sudah terbentuk pondasi yang kuat bagi kemajuan olahraga ke depan.
Bobby siap memenej KONI Medan untuk bisa lebih baik, apalagi dia juga bukan orang baru di dunia olahraga dan sudah beberapa kali memimpin cabor.
“Jika Allah menempatkan saya nanti duduk sebagai ketua KONI Medan, insya Allah akan fokus pada tacklan “Medan Kota Atlet” yang mana tak lain harus menjalankan program pembinaan atlet secara serius dan benar, juga memikirkan sarana olahraga yang baik di 21 kecamatan dengan menjalin kerja sama dengan pihak swasta khususnya perusahaan-perusahaan raksasa yang ada di Medan.
Pada 2010, dia pernah menjabat Ketua Taekwondo lndonesia (TI) Medan, berikutnya ikut memimpin kepengurusan Persatuan Olahraga Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga (PABBSI) Medan yang saat ini sudah terpisah menjadi tiga antara lain PABSI, Pabersi dan Binaraga hingga sekarang ini masih memimpin Kodrat Medan.
Di bawah ke pemimpinannya, Kodrat Medan mampu melahirkan atlet yang bisa meraih medali emas pertama pada PON di Papua, itu merupakan prestasi fenomenal karena baru pertama kalinya atlet tarung derajat Sumut yang notabene asal Medan bisa menembus persaingan tingkat nasional.
Bobby pun mengutarakan, visinya untuk KONI Medan minimal anggaran yang didapat melalui dana corporate social responsibility (CSR) maupun dana sponsorship di luar APBD bisa maksimal.
Bobby belajar dari sosok almarhum Zulhifzi Lubis alias Opung Ladon, yang menurutnya pintar menggalang dana sponsor di saat APBD sudah ‘mentok’ kala dulu menjadi Ketua KONI Medan.
“Kita ketahui, anggaran pembinaan KONI Medan dari APBD kan sudah bisa diukur jumlahnya, jadi saya ingin ada optimalisasi dana lain agar pembinaan olahraga termasuk penyediaan sarana dan prasarana bisa lebih optimal,” sebutnya.
Melalui komunikasi yang aktif dengan Pemko Medan, setidaknya pihak pemerintah ini bisa membantu untuk menggedor perusahaan-
perusahaan besar agar mau membagikan CSR-nya melalui KONI.
“Itu bisa dilakukan jika ada kepercayaan, bahwa KONI benar-benar mampu memenej keuangan, merealisasikan bantuan dengan baik dan bertanggungjawab atas pelaporan melalui transparansi dana,” paparnya.
Dengan tidak hanya mengandalkan APBD, sambung Bobby, maka optimalisasi pembinaan seperti yang dicanangkannya tersebut bisa terwujud.
“Dengan banyaknya kegiatan atau event, maka volume atlet bertambah, dan akan berkorelasi pula dengan peningkatan prestasi sehingga visi menjadikan Medan Kota Atlet bisa terwujud,” pungkasnya mengakhiri. (ayu)





