Ditjen Perkebunan Lirik Kakao Bali

Ditjen Perkebunan Lirik Kakao Bali
Gudang kakao. (Foto : Dok. Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian/Bisanews).

JAKARTA | Bisanews.id | “Perkebunan rakyat sudah barang tentu menghasilkan nilai ekonomi suatu produk di sentra produksi jika dijalankan dan dikelola dengan inovation of bussiness. Begitu juga dengan basis perkebunan rakyat untuk komoditas kakao di Bali yang perlu terus didukung keekonomiannya dan bergandengan dengan potensi wisata di sana”, ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, Kamis (22/9/2022), di Jakarta.

Menurut dia, Bali salah satu provinsi dengan branding terkuat di Indonesia. Siapa yang tidak tahu Bali. Bahkan wisawatan mancanegara pun berbondong-bondong untuk menikmati wisata di daerah itu.

“Nah, ini yang perlu ditangkap untuk kakao Bali bisa berbuat banyak di pasar ekspor, karena dari wisata sudah punya nilai. Tinggal dikemas dan dibranding dengan baik. Ditjen Perkebunan akan terus memperhatikan sentra-sentra produksi kakao di Bali untuk bisa meningkatkan ekspor mendukung program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor)”, katanya.

Ketua Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya, I Ketut Wiadnyana, saat dihubungi Tim Ditjen Perkebunan beberapa waktu lalu, mengapresiasi peran pemerintah yang dinilai sangat banyak dalam hal pengolahan cokelat.

Salah satunya, kata Ketut, peran Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan yang selalu memberikan support, seperti melalui pelatihan, sarana prasarana penunjang untuk proses di onfarm, benih yang bersertifikat, sarana prasarana penunjang fermentasi dan alat/mesin yang bermanfaat untuk pengolahan cokelat.

Ia mengungkapkan, berkat ketekunan dan komitmen bersama antara kelompok tani dan koperasi, kini mendulang sukses berkat kakao.

“Kini Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya dampingan dari Kalimajari Bali telah rutin melakukan ekspor setiap tahun ke Perancis, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Swiss, dan Belgia sebanyak 0,5-15,5 ton per tahun,” ujar Ketut.

Baca Juga:  Bupati Sergai Terima Audiensi PT Taspen Dan PD Muhammadiyah

Ia menceritakan kisah sukses Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya yang berdiri sejak 8 Mei 2006, dengan jumlah anggota sertifikasi sebanyak 609 orang. Produk turunan yang baru dihasilkan berupa Nibs kakao yang dijual ke lokal PT Bali, kakao kul-kul sebanyak 1 ton/bulan dan Bali Varenyam sebanyak 100 kg/bulan. Ke depan tidak hanya Nibs saja, pihaknya mengupayakan produksi dan ekspor produk olahan cokelat yang bernilai tambah lebih tinggi.

“Pekebun kakao yang tergabung dalam koperasi dapat memperoleh keuntungan yang cukup signifikan. Salah satu dampak positifnya harga penjualan Nibs dapat lebih mahal dan stabil. Koperasi pun continue mendampingi petani, memberikan saran advokasi serta melalui pendampingan dari koperasi dapat merubah mindset pekebun agar lebih memperhatikan proses hulu hingga ke hilir, sehingga hasil produksi dan produktivitas berkualitas mutu baik dan berdaya saing,” paparnya.

“Motivasi kami adalah agar posisi tawar itu ada di pihak pekebun dan koperasi. Sedangkan untuk promosi Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya telah melakukan berbagai promosi untuk memperkenalkan produk olahan kakao, salah satunya Kalimajari, melalui exhibition dan media sosial”, tambahnya.

Dia berharap, ke depan pihaknya dapat disupport mesin-mesin dengan kapasitas lebih besar sehingga bisa menjual pasta, butter, powder, baik lokal maupun ekspor,” harapnya.

Pada kesempatan berbeda Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Baginda Siagian mengapresiasi langkah yang dilakukan Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya. Apalagi didukung kemitraan yang kuat.

Menurutnya, ini salah satu bentuk koorporasi petani yang wajib direplikasi di sentra kakao lainnya. Perlu juga memperkuat branding melalui promosi, dan Ditjen Perkebunan akan hadir di aspek tersebut untuk membantu promosi.

Writer: RambeEditor: Abdul Muis