Program BAAS Pemko Medan Dinilai Berhasil Tekan Angka Stunting

Program BAAS Pemko Medan Dinilai Berhasil Tekan Angka Stunting
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Medan, Edliaty, saat diwawancarai di Kantor Wali Kota Medan, Selasa (4/7/2023). (Foto : Pemko Medan/Ayub/Bisanews.id).

MEDAN | Bisanews.id |Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPAPMPPKB) Kota Medan, Edliaty menilai program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Pemko Medan berhasil menekan angka stunting di kota itu. Buktinya, Februari 2022 jumlah penderita stunting di Medan sebanyak 550, lalu pada Agustus di tahun yang sama turun menjadi 364. Kemudian, pada Februari 2023 turun lagi menjadi 298.

“Program Bapak Asuh Anak Stunting ini dicanangkan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, dan mulai dilaksanakan pada 2022,” kata Edliaty saat ditemui di Kantor Wali Kota Medan, Selasa (4/7/2023).

Dia menerangkan, dalam program ini Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, seluruh pejabat Eselon II dan III, unsur Forkopimda, dan petinggi Pelindo menjadi Bapak Asuh Anak Stunting di Medan. Setiap bulan mereka memberikan bantuan sebesar Rp500 ribu untuk disalurkan dalam bentuk makanan bergizi kepada anak penderita stunting.

Setiap minggu, lanjutnya, makanan tambahan itu disalurkan kepada anak penderita stunting melalui Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB).

“Bahan makanan tambahan itu kita antar ke rumah anak penderita stunting, berupa protein hewani, sayur-sayuran, serta beras. Setiap minggu kita salurkan,” katanya seraya menambahkan, penyaluran makanan tidak dilakukan melalui puskesmas.

Edliaty mengatakan, PPLKB di setiap kelurahan terus memantau kebutuhan anak stunting, termasuk kondisi sosial ekonomi keluarganya. Dari pantauan itu akan diperoleh gambaran utuh tentang kondisi keluarga anak penderita stunting.

Salah satu yang menjadi fokus, lanjutnya, adalah membantu agar perekonomian keluarga anak penderita stunting meningkat. Sebab, dengan meningkatnya perekonomian, maka asupan gizi yang dibutuhkan anak dapat dipenuhi keluarga.

“Kalau memang kita nilai ayah maupun ibu anak penderita stunting ini bisa membuka usaha, kita tentu akan membantunya. Kita bisa berkolaborasi dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian,” sebutnya.

Baca Juga:  Wali Kota Medan Sampaikan Penjelasan LPj 2023

Penanganan stunting, ujarnya, merupakan salah satu prioritas Wali Kota Medan. Orang nomor satu di Pemko Medan itu sering mengingatkan perangkat daerah agar berkolaborasi, serta bekerja secara sistematis dan terencana.

Untuk diketahui, baru-baru ini, dalam Rembuk Stunting Kota Medan Tahun 2023, dia juga menekankan penanganan stunting harus dimulai dengan perencanaan dan pengganggaran yang tepat.

“Pemanfaatan anggaran tersebut mestilah dirasakan langsung oleh balita stunting,” tegasnya.

Saat itu Bobby berpesan kepada Sekda Wiriya Alrahman agar benar-benar memperhatikan penganggaran penanganan stunting di Medan, sehingga dapat dimanfaatkan dan diperuntukkan untuk kegiatan yang tepat.

Dia juga mengingatkan, agar penggunaan dana kelurahan untuk penanganan stunting dilakukan secara tepat. Camat dan lurah, lanjut Bobby Nasution, harus dapat memastikan dan mengawasi penggunaan dana kelurahan untuk penanganan tunting itu bisa dirasakan langsung oleh balita penderita stunting.

“Camat cek lagi apakah pemanfaatan anggaran itu dirasakan langsung oleh balita stunting,” pesan Bobby.

Saat itu, Bobby juga mengapresiasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan dan semua pemangku kepentingan yang telah bekerja menurunkan angka stunting di kota ini. Dia mengharapkan target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo yakni 14 persen pada 2024 dapat dicapai.

Writer: AyuEditor: Abdul Muis