SERGAI | Bisanews.id |Stunting adalah isu nasional yang harus dituntaskan. Mencegah stunting sama dengan berinvestasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, dan kuat, guna mewujudkan generasi Indonesia Emas.
Hal itu ditegaskan Bupati Serdang Bedagai (Sergai), H Darma Wijaya, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum, Ir Kaharuddin MM, pada acara Pra Rembuk Stunting Kabupaten Sergai, di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang), Kompleks Kantor Bupati Sergai, Kamis (29/2/2024).
“Kita ketahui bersama, mengatasi dan mencegah stunting memerlukan keterlibatan multi pihak, yang pada akhirnya kita harapkan ada perubahan perilaku di tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat menerapkan gaya hidup yang sehat dan memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang keluarga,” terangnya.
Dia menuturkan, Pra Rembuk Stunting ini merupakan tindak lanjut atas pelaksanaan Rembuk Stunting Kecamatan yang dilaksanakan pada 23 Januari – 12 Februari 2024 lalu.
“Dari Rembuk Stunting Kecamatan tersebut disepakati sebanyak 92 usulan yang ditujukan kepada beberapa OPD. Yaitu, 50 usulan untuk Dinas Kesehatan, 24 usulan untuk Dinas P2KBP3A, 4 usulan untuk Dinas PUTR, 11 usulan untuk Dinas PMD, 1 usulan untuk Disdukcapil, 1 usulan untuk Dinas Lingkungan Hidup, dan 1 usulan untuk Dinas Sosial,” rincinya.
Bupati berharap kegiatan percepatan penurunan stunting dilakukan lebih fokus dengan langsung menyasar kepada balita atau keluarga berisiko stunting by name by addres. Hal ini dikarenakan angka prevalensi stunting Sergai tahun 2022 mencapai 21,1%.
“Angka ini naik dari tahun sebelumnya, yaitu 21%. Sementara target nasional dan target RPJMD pada tahun 2024 adalah 14%. Saya berharap kita bisa bergandengan tangan melakukan percepatan penurunan stunting guna mencapai target yang telah ditetapkan dan mewujudkan generasi Kabupaten Sergai yang sehat, cerdas, kuat, dan ceria,” ujarnya.
Darma menjelaskan, mengatasi stunting bukan hanya pada balita stunting saja. Namun, harus sedini mungkin mencegah lahirnya bayi stunting. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
“Beberapa hal yang menjadi PR kita ke depan, yaitu terkait bimbingan pranikah bagi calon pengantin, pendampingan bagi ibu selama kehamilan, menggalakkan stop BABS di masyarakat, mewujudkan desa open defecation free (ODF) dan gerakan hidup sehat,” paparnya.
Dia berharap kasus stunting di Sergai dapat diturunkan secara signifikan.
“Mari galakkan slogan “tolak stunting untuk masa depan yang cemerlang”,” tandasnya.
Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Bappedalitbang Sergai Biswan Septia Tririzki Lubis SE, para Kapus, dan perwakilan sejumlah OPD terkait. (Herry)





