ASAHAN l BisaNews id I Kepala SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan, Wicaksono dan Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Wilayah V Kisaran Provinsi Sumatera Utara, Yafizham Parinduri harusnya berani dikonfirmasi dan diwawancarai, bukan malah lari.Kamis (27/12/2025).
Sebab, selayaknya seorang pejabat pada umumnya diharapkan bersedia diwawancarai oleh media, sebagai bagian akuntabilitas mereka kepada masyarakat. Keterbukaan ini memungkinkan adanya transparansi dalam penyampaian informasi dan kebijakan publik.
Apalagi, media dituntut untuk memberikan hak jawab kepada narasumber atau pejabat yang diberitakan, agar berita berimbang. Tentunya, dengan adanya hak jawab, narasumber yang diberitakan memiliki kesempatan untuk menangkis dugaan atau isu yang berbeda.
Akan tetapi, hal itu tidak dilakoni oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Simpang Empat, Wicaksono dan Kacabdis Pendidikan Wilayah V, Yafizham Parinduri.
Diketahui, Kepala SMA Negeri 1 Simpang Empat, Wicaksono terkesan kucing-kucingan dengan wartawan yang ingin mengajukan beberapa pertanyaan terkait dugaan kecurangan proyek revitalisasi bernilai miliaran rupiah dan dugaan kutipan uang SPP Rp60 ribu persiswa.
Dirinya sudah lima kali didatangi ke sekolah oleh wartawan untuk dimintai klarifikasinya, akan tetapi selalu tidak ada. Bahkan beberapa petugas piket terkesan seolah menutupi keberadaannya.
“Sebentar ya pak, saya cek,” kata petugas piket sekolah sambil meninggalkan wartawan seolah mencari keberadaan Kepala Sekolah.
Tak lama kemudian, petugas piket tersebut kembali dan mengatakan bahwa Kepala Sekolah pergi. “Pak Kepsek pergi pak, enggak tahu kemana,” katanya seolah menyembunyikan sesuatu.
Namun, kru media ini tak putus asa. Sempat melakukan konfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp, tapi tidak diangkat. Kemudian, dilakukan konfirmasi melalui pesan WhatsApp, tapi bukannya dijawab, alih-alih yang ada nomor WhatsApp kru media ini malah diblokir.
Sementara, Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Wilayah V, Provinsi Sumatera Utara, Yafizham Parinduri terkesan bungkam saat dimintai tanggapan tentang proyek revitalisasi dan kutipan uang SPP di SMA Negeri 1 Simpang Empat, Kabupaten Asahan.
Dirinya pun seolah tak berani memberikan tanggapan tentang proyek dan kutipan uang SPP tersebut saat di doorstop sejumlah wartawan setelah momen kegiatan Hari Guru di SMK Negeri 1 Kisaran, Selasa (25/11/2025) lalu.
Bahkan dirinya juga seperti shock saat divideokan oleh wartawan dan meminta untuk tidak melanjutkan wawancara atau konfirmasi.
“Ini divideo ya? Supaya apa?,” tanya Yafizham.
Kemudian dijawab oleh wartawan “iya, kita kan konfirmasi dan wawancara,” jawab Wartawan.
Selanjutnya, Kacabdis tersebut langsung menolak wawancara. “Oh, nanti aja lah kalau gitu, nanti aja. Nanti disaat waktu yang tepat,” katanya dengan raut wajah takut dan menghindari.
Kemudian, wartawan tetap menanyakan tanggapannya tentang proyek revitalisasi dan kutipan uang SPP di SMA Negeri 1 Simpang Empat, tapi dirinya tetap mengelak dengan alasan akan mempelajari dulu dan tidak mau memberikan kepastian kapan akan menjawabnya.
“Kami pelajari dulu ya. Kami pelajari dulu,” tuturnya.
Hal ini membuktikan bahwa, baik Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Simpang Empat, Wicaksono, maupun Kacabdis Pendidikan Wilayah V, Yafizham Parinduri tak berani mengeluarkan statemen terkait dugaan kecurangan itu.
Tentunya, sangat layak jika proyek revitalisasi senilai milyaran rupiah diduga curang dan pungutan uang SPP sebesar Rp.60 ribu persiswa.(KIKI).





