Medan | bisanews.id | Saat bersalaman atau berjabat tangan pada siapapun, itu hal yang biasa. Sebab hal itu merupakan tanda meningkatkan akraban antar sesama.
Namun berjabat tangan dengan seorang tokoh penting ataupun kepala daerah, merupakan moment yang dinanti karena bisa saja ada pembicaraan khusus yang tak semua orang tau.
Seperti Sekum Pengprov Muaythai Indonesia Sumut, Zulkifli Lubis SH yang sempat mendaftarkan diri sebagai calon ketua KONI Medan priode 2024-2028 mendatang, terlihat malah berjabatan tangan penuh akrab dengan walikota Medan, Bobby Afif Nasution disalah satu acara di Medan. Dan jelas menimbulkan pertanyaan, apakah ada pembahasan khusus soal KONI Medan.
Apalagi saat ini sesuai UU Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan, yang mana Kemenpora memperbolehkan pejabat publik seperti, Gubernur, Bupati hingga Walikota untuk menjadi pengurus atau menjadi ketua umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) kedepan.
“Memang saya tau lewat pemberitaan dimedia terbitan Medan beberapa waktu lalu, kalau Aswindi Fachrizal SE sebagai pemenang tunggal ketua umum KONI Medan 2024-2028 mendatang. Namun bisa saja peta berubah. Sebab saat ini sudah bisa pejabat publik kembali menduduki posisi tersebut,” kata Zulkifli saat ditemui di Medan, Senin (9/12/2024) malam.
Zulkifli mengatakan, memang pernah ada larangan yang diatur di dalam Pasal 40 UU Nomor 3 Tahun 2005 silam, dimana setiap pengurus KONI harus bersifat mandiri dan profesional serta tidak boleh dipimpin oleh pejabat struktural atau pejabat publik.
Namun di UU Nomor 3 Tahun 2005 tersebut, sudah direvisi menjadi UU Nomor 11 Tahun 2022 didalam pasal 41yang disebutkan, jabatan publik dan jabatan struktural sudah dihapus, sehingga semua pengurus dapat dipilih masyarakat sesuai perundang-
undangan yang berlaku.
Menurutnya, kenapa diperbolehkan karena dibeberapa daerah di Indonesia kerap kali terjadi permasalahan politik yang menyebabkan KONI tidak mendapatkan anggaran sama sekali dari APBD sehingga berdampak buruk terhadap prestasi atlet.
“Berarti tak tertutup bagi pejabat publik seperti, walikota Medan maupun gubernur Sumatera Utara yang baru menduduki posisi tersebut,” ucap Zul serius.
Contohnya, kepengurusan John Ismadi Lubis, segera berakhir setelah masa perpanjangan usai PON. Dan setelah itu, bisa saja gubernur yang baru terpilih menjadi ketua umum KONI begitu juga dengan Medan yang sama-sama usai melakukan pemilihan kepala daerah.
“Dan bisa juga gubernur yang baru menunjuk siapa yang dia mau untuk menjabat sebagai ketua umum KONI Sumut dan Medan,” ucap Zul lagi.
Atau seperti Musyawarah Kota (Musyorkot) KONI Medan direncanakan Desember 2024 ini tambah Zul, bisa saja ditunda atau didata ulang sesuai yang diinginkan pemimpin yang baru.
“Musyorkot yang bakal dilaksanakan KONI Medan sah. Sebab KONI Sumut memberi perpanjangan waktu hingga akhir Desember 2024 ini, tapi semua itu menunggu perintah dari Gubsu bahkan walikota yang baru terpilih kemarin,” tambahnya.
Adapun harapan Zulkifki Lubis SH tak lain, siapapun yang menjabat sebagai ketua KONI baik Medan dan Sumut, diminta menjalankan roda organisasi sesuai dengan AD/ART agar sebagai induk top olahraga daerah ini bisa menciptakan terobosan-
terobosan positif kedepan.
“Tak lain, ini hanya demi kepentingan atlet dan Organisasi Serta Prestasi semata untuk Menuju Sea Games 2025 dan PON 2028 NTB – NTT, Asian Games Olimpiade yg akan datang. Makanya saya berharap pada kepemimpinan baru olahraga harus lebih baik lagi kedepan dari tahun-tahun kemarin,” pungkasnya mengakhiri. (ayu)