Target Belum Terpenuhi, Dinkes Medan Perpanjang Sub Pin Polio

Target Belum Terpenuhi, Dinkes Medan Perpanjang Sub Pin Polio
Wali Kota Medan, Bobby Nasution memberikan arahan kepada ibu-ibu tentang pentingnya imunisasi polio bagi balita. Arahan itu disampaikan Bobby dalam sebuah kegiatan di Medan, baru-baru ini. (Foto : Dok. Pemko Medan/Ayu/Bisanews.id).

MEDAN | Bisanews.id | Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Medan, Taufik Ririansyah menjelaskan, pelaksanaan Sub Pin Polio tahap pertama diperpanjang. Pasalnya, jumlah balita yang telah mendapatkan imunisasi polio belum memenuhi target maksimal.

“Sub Pin Polio tahap pertama seharusnya sudah berakhir kemarin, namun diperpanjang karena belum mencapai target maksimal. Untuk saat ini, capaian Sub Pin Polio Kota Medan telah mencapai 81,9 persen, masih ada sekitar 13,01 persen untuk mencapai target 95 persen,” Kata Taufik ketika diwawancarai di kantornya, Kamis (2/3/2023).

Menurut Taufik, capaian Sub Pin Polio 81,9 persen saat ini dikarenakan peran Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang terus menguatkan Dinkes untuk menjalin kolaborasi dengan lintas sektoral, termasuk pihak kecamatan, di setiap pertemuan zoom meeting.

Taufik mengungkapkan, untuk mencapai target, selain membuka layanan di setiap fasilitas kesehatan, khususnya puskesmas, pihaknya juga melakukan jemput bola ke sekolah TK dan PAUD yang ada di Kota Medan, guna melaksanakan Sub Pin Polio. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya Sub Pin Polio.

“Banyak ditemukan di lapangan, masyarakat belum tahu pentingnya arti vaksin polio. Sehingga mereka menyampaikan anaknya sudah divaksin di dokter spesial atau rumah sakit tempat anaknya divaksin rutin. Ini salah satu kendala yang terjadi di lapangan,” ucap Taufik.

Kadinkes menambahkan, upaya yang telah, dan akan terus dilakukan, adalah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia dan rumah-rumah sakit swasta yang terdapat dokter spesialis anak.

Sebab, lanjutnya, banyak anak usia 0 – 59 bulan yang datang ke dokter spesialis di rumah sakit swasta, sehingga pihaknya meminta si dokter melakukan tetes polio terhadap balita tersebut.

Baca Juga:  Kinerja BUMD Sumut Meningkat, Total Aset Rp 40,04 T, Pendapatan Rp 4,5 T

“Bahkan, kita juga libatkan organisasi profesi, seperti IDI, IDA, dan bidan, serta organisasi sosial Lions Club, agar dapat membantu kita untuk memberikan tetes polio kepada anak dari etnis Tionghoa. Artinya, kita meminta Lions Club untuk dapat menyosialisasikan kepada orang tua, sehingga anaknya mau diimunisasi. Apalagi, sampai saat ini imunisasi polio belum ada efek sampingnya,” jelasnya.

Upaya lain yang telah dilakukan Dinkes, papar Taufik, adalah melakukan pelaksanaan Sub Pin Polio di pusat perbelanjaan dan sweeping ke rumah-rumah warga.

“Sweeping ke rumah warga saat ini terus dilakukan berkolaborasi dengan kecamatan. Bahkan, perkembangannya dipantau selalu oleh Pak Bobby Nasution setiap minggunya dalam rapat kerja. Jadi, kecamatan atau puskesmas mana yang terendah kita push lagi sweeping ke rumah-rumah warga guna mencapai target,” terangnya.

Kadinkes menginformasikan, vaksin polio ini berbeda dengan vaksin rutin. Vaksin bernama Novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) dibuat khusus untuk menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio yang terjadi di Aceh.

Writer: AyuEditor: Abdul Muis