BISANEWS.ID |Selain diet dan olahraga, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa kebiasaan tertentu juga bisa memperpanjang usia lebih dari 20 tahun.
Penelitian yang dipresentasikan bulan lalu di pertemuan tahunan American Society for Nutrition menyebut mempraktikkan delapan kebiasaan sehat pada usia 40 dikaitkan dengan tambahan 24 tahun kehidupan pria.
Wanita melihat manfaat serupa dari menggabungkan praktik dalam hidup mereka pada usia 40 tahun dengan 21 tahun ekstra ditambahkan ke dalam hidup mereka.
“Kami benar-benar terkejut dengan seberapa banyak yang dapat diperoleh dengan mengadopsi satu, dua, tiga, atau delapan faktor gaya hidup,” kata penulis studi utama dan spesialis ilmu kesehatan di Departemen Urusan Veteran Xuan-Mai Nguyen.
“Lebih awal lebih baik, tetapi meskipun Anda hanya membuat perubahan kecil di usia 40-an, 50-an, atau 60-an, itu tetap bermanfaat,” Sambungnya seperti dikutip dari laman CNBC Make It, Jumat (9/9/2023)..
Adapun kedelapan kebiasaan tersebut di antaranya:
1. Berolahraga
2. Tidak kecanduan opioid
3. Menghindari merokok
4. Mengelola tingkat stres
5. Mengikuti diet sehat
6. Tidak mabuk-mabukan
7. Mengutamakan tidur yang nyenyak
8. Menjaga hubungan sosial yang positif.
Apabila hanya satu kebiasaan saja ke dalam rutinitas mereka tampaknya memberikan umur 4,5 atau 3,5 tahun lebih lama untuk pria dan wanita.
Hanya dua perilaku yang menambah tujuh tahun hidup bagi pria dan delapan tahun tambahan bagi wanita.
Studi observasi mengamati pilihan gaya hidup lebih dari 700.000 veteran militer AS dari usia 40 hingga 99 tahun, yang semuanya merupakan peserta studi selama bertahun-tahun yang disebut Program Sejuta Veteran.
Kurangnya aktivitas fisik, penggunaan opioid dan merokok memiliki dampak terbesar pada umur dengan peningkatan risiko kematian 30 hingga 45 persen, kata studi tersebut.
“Stres, pesta minuman keras, pola makan yang buruk, dan kebersihan tidur yang buruk masing-masing dikaitkan dengan sekitar 20 persen peningkatan risiko kematian,” jelas penelitian itu.
“Dan kurangnya hubungan sosial yang positif dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 5 persen,” tambahnya, seperti dikutip dari PMJNews.