MEDAN I Bisanews.id I Mantan manajer PSMS, Benny Tomasoa mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Asprov PSSI Sumatra Utara.
Atas keseriusannya, ia terus berdiskusi dengan perwakilan klub-klub dan Askab / askot se-Sumatra Utara, Sabtu (29/1/22) di Hotel Danau Toba Medan.
Dalam diskusi itu, ia mendengarkan apa masukan dan saran, menjadi keinginan klub-klub dan askab/askot yang belum terpenuhi di kepengurusan periode sebelumnya.
“Saya bisa seperti ini awalnya dari sepak bola. Tentunya saya ingin mengabdi. Bagaimana caranya supaya bisa berkontribusi untuk Sumut. Saya Ambon tapi lahir dan besar di Sumut ini. Saya ingin memperkuat di Sumut ini. Maka saya ajak semua bersatu untuk membangun sepak bola ini,” kata Beny Tomasoa.
Beberapa perwakilan klub hadir dalam pertemuan, terutama yang berkompetisi di Liga 3 2021 lalu. Rata-rata menyuarakan keresahannya soal biaya mengikuti kompetisi Liga 3.
Terutama biaya tuan rumah yang membuat mereka harus bersusah payah untuk ikut kompetisi. Untuk itu klub-klub berharap agar Liga 3 ke depan biayanya tidak dibebankan kepada klub.
“Kami berharap home away seperti dulu. Warga sekitar bisa nonton. Jadwal juga harus disesuaikan. Jangan seperti kemarin main setiap hari,”pinta mereka.
Selain perwakilan klub dan Askot/Askab, hadir juga beberapa mantan pemain hingga pelatih PSMS.
“Selama ini jarang pelaku langsung sepak bola jadi ketua, kami doakan terpilih. Harus mencari bakat-bakat pemain muda. Hidupkan Marah Halim Cup daerah, atau Benny Tomasoa Cup. Kita pun dulu dari daerah. Asprov-asprov juga mengadakan kompetisi klub. Jenjang umur, 13-15, kalau ada kompetisinya akan muncul pemain- pemain baru berpotensi,”ujar Abdul Rahman Gurning, mantan pelatih dan pemain PSMS.
Sementara Slamet Riyadi, eks bek PSMS dan Timnas mengatakan, Asprov juga harus memikirkan soal sepak bola putri.
“Sumut tuan rumah 2024, putri kemungkinan main di Medan, gak mungkin di Aceh. Tolong diperhatikan dengan kompetisi sepak bola putri di Sumut,”pintanya.
Slamet Riyadi, baru-baru ini kita merasa sedih PON Sumut, PON Papua tercampak di babak enam besar. Munculnya Benny Tomasoa, aku ada niat membangun sepak bola dengan catatan tidak berbasis politik.
“Kita butuh sosok yang bisa memperbaiki dengan visi misi sepak bola Sumut di jalur prestasi,”ungkapnya.
Menjawab pertanyaan klub-klub, Benny Tomasoa, mengatakan sudah memikirkan hal itu. Sebab katanya kompetisi sejauh ini sudah cukup baik. Hanya saja perlu ada perbaikan- perbaikan. Contohnya seperti beban biaya ke klub-klub.
“Kita bersyukur ada beberapa voter dan pemilik klub hadir. Supaya kita tahu apa yang menjadi masalah masing-masing. Apa yang sudah dilaksanakan pengurus PSSI sekarang cukup baik, tinggal bagaimana supaya bisa lebih baik lagi. Kompetisi berputar, dibanding ada daerah lain tidak ikut berkompetisi. Jumlahnya sudah cukup banyak berarti bagus,”ucap Benny.
Ia mengaku masalah pembiayaan sangat berarti. Kasihan klub sudah membina mau kompetisi bayar, masuk pun bayar lagi.
“Tergantung manajerial saja, mana mungkin sekelas Liga 3 tidak ada yang mau mensponsori. Liga 3 ini nilai jualnya cukup baik. Itulah salah satu tujuan saya bagaimana memperbaiki ini,”sebutnya.
Benny sendiri punya beberapa poin pemikiran yang sejalan dengan keinginan klub seperti kompetisi Liga 3 dan Piala Soeratin tanpa dikutip biaya.
Begitu juga peningkatan pembinaan usia dini berjenjang, peningkatan SDM pelatih dan wasit, melaksakan workshop-workshop, kongres tahunan, persiapan tim PON Sumut 2024 dengan target juara.