Medan | bisanews.id | Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mulailah memikirkan receord apa yang harus diberikan kepada atlet yang berhasil meraih medali emas baik saat mengikuti event nasional maupun internasional.
Soalnya selain para atlet non difable, juga ada para atlet difable yang mengharumkan nama baik daerah maupun bangsa saat mengikuti event.
Untuk itulah pelatih cabor atletik National Pralympic Comitte Indonesia Sumut, H Dodi Sihombing SPd.M.P.d yang membawa 25 atlet terdiri dari 13 putra dan 12 putri yang berlaga di Pekan Pralympic Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 berharap adanya reword khusus selain bonus yang selama ini diberikan bagi peraih medali emas hingga perunggu, juga kalau bisa lapangan pekerjaan.
“Menurut saya bonus bagi peraih medali, itu sudah biasa saat mengikuti event berskala nasional bahkan internasional. Namun kalau bisa reword berupa peluang pekerjaan harus juga dipikirkan oleh pemerintah,” katanya saat ditemui di Wisma Atlet Jalan Pancing Medan, Senin (30/9/2024) sore kemarin.
Dikatakan, ditunjuknya bapak Adhyaksa Dault sebagai Mentri Pemuda dan Olahraga pada tahun 2003 Kalau tak salah, seluruh atlet Indonesia bangga karena statusnya dihargai menjadi lebih bermartabat dengan diberikannya lapangan pekerjaan selain bonus.
“Namun beberapa tahun terakhir ini, posisi lapangan pekerjaan itu hilang walaupun bonus tetap diberikan. Sementara lapangan pekerjaan juga sangat dibutuhkan untuk menghidupi keluarga para atlet,” ucap Dodi serius.
Untuk itulah, Dodi sangat mengharapkan hal itu bisa terjadi lagi bagi para atlet difable daerah ini bisa bekerja seperti yang normal sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Sementara soal peta kekuatan NPCI Sumut saat menghadapi Peparnas Solo tahun ini, tidak semua nomor diikuti mengingat saat ini di organisasi olahraga ini nomor elit, sehingga diupayakan tidak berbenturan.
Artinya harus bisa memilih nomor agar tak berlaga antara atlet kita dinomor elit yang mana merugikan dari sisi medali.
“Tapi atlet untuk cabor atletik, kita menurunkan beberapa katagori seperti, atlet kursi roda, tuna daksa, tuna netra dan lempar cakram kursi roda serta duduk dan berdiri,” ucapnya.
Menurut Dodi, saingan terberat sudah
h pasti datang dari Pulau Jawa dimana sama seperti, di Peparnas Papua tim-tim dari Jawa menguasai perolehan medali.
“Tapi pembinaan atlet difable di bawah arahan ketua Alan Sastra menurut saya yang sangat punya kans besar meraih medali emas. Sebab hanya NPCI Sumut lah yg tak berjeda dalam hal melalukan pembinaan atlet secara serius. Lihat saja usai Peparnas Papua, para atlet terus digenjot fisiknya dengan sistim promosi degradasi,” kata Dodi lagi.
Dan mengenai target emas tambah Dodi, sudah pasti Alan ingin meraih juara umum, namun Alan tak ingin gegabah sehingga ia meminta kepada pelatih dan atlet lakukan saja yang terbaik.
“Artinya kita pasang target realistis dari 27 medali emas di Papua, tapi kini kita pasang target 35 medali emas sesuai keinginan pemerintah,” pungkasnya mengakhiri. (ayu)